Photo credit: SSC Sidoarjo
Di SBMPTN tahun 2019 ada sebuah perubahan pada bentuk tes, di mana dulunya terdiri dari tes kemampuan dan potensi akademik (TPA) dan tes kemampuan dasar (TKD), menjadi tes kompetensi akademik (TKA) dan tes potensi skolastik (TPS). Ini merupakan perubahan yang perlu diketahui oleh kamu, siswa kelas XII yang mau masuk ke jenjang perguruan tinggi.
Kalau kamu tidak mempersiapkan betul tes potensi skolastik ini, maka nilai SBMPTN bisa terancam. Apa sih, tes potensi skolastik itu? Daripada kamu bingung, yuk simak penjelasan di bawah ini!
Mengenal tes potensi skolastik
Tes ini awalnya dibuat oleh The Collage Board di tahun 1926 untuk menjembatani antara siswa dengan kesuksesan pendidikan yang ditempuh. Tes skolastik ini tidak hanya diberlakukan di Amerika, tapi juga Singapura, Inggris, Australia, dan Finlandia.
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa di luar bidang akademik yang diajarkan di sekolah. Dalam artian, potensi skolastik adalah kemampuan pribadi siswa dan potensi yang ada di baliknya. Terkadang, kemampuan siswa tidak dalam bidang akademik, sehingga pengukuran untuk bidang non-akademik seperti ini perlu dilakukan.
Dalam tes potensi skolastik, kamu siswa kelas XII yang akan masuk kuliah, akan diukur dan dinilai kemampuan nalar, logika, dan kognitif. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pribadi siswa yang menjadi potensinya di masa depan. Dengan begitu, tidak hanya siswa berprestasi bidang akademik saja yang bisa kuliah, tapi juga siswa dengan potensi besar di luar bidang akademik.
Cakupan materi yang bakal diujikan
Tes yang pertama kali dilakukan dan diberlakukan oleh The Collage Board ini mencakup dua hal; reasoning test dan subject test. Reasoning test adalah ujian kemampuan dalam membaca, menulis, dan berhitung. Subject test adalah ujian untuk mengukur kemampuan di bidang studi tertentu, seperti bahasa asing, sejarah, dan sains.
Namun, di Indonesia sendiri, tes potensi skolastik dilakukan dalam tiga cakupan: subtes verbal, subtes kuantitatif, fan subtes penalaran. Subtes verbal digunakan untuk mengukur kemampuan menggunakan logika verbal untuk menyelesaikan masalah. Subtes kuantitatif digunakan untuk mengukur kemampuan hitungan matematika sederhana. Subtes penalaran, dilakukan untuk mengukur kemampuan Analisa dan organisasi informasi yang berhubungan untuk menyelesaikan masalah.
Tes skolastik di SBMPTN
Tes skolastik yang dilakukan di SBMPTN, umumnya berlangsung selama 105 menit. Ini berbeda dari tes potensi skolastik standar The Collage Board yang membutuhkan waktu hingga empat jam. Selama waktu tersebut, kamu harus mampu menjawab tiga cakupan jenis soal di atas. Tenang saja, tes skolastik di SBMPTN dibuat dalam format pilihan ganda sehingga memudahkanmu untuk mengerjakan.
Di SBMPTN, potensi skolastik ini sangat penting karena menjadi salah satu tolok ukur kelulusan. Jika saja kemampuan akademikmu tidak mencukupi standar lolos SBMPTN, tapi tes potensi skolastikmu baik, maka kamu berpotensi untuk lolos SBMPTN.
Yuk, Ikut Kelas Tes Potensi Skolastik Aja!
Mengingat pentingnya tes ini untuk menentukan kelulusan SBMPTN, kamu harus mulai persiapan dari sekarang. Ikuti kelas tes potensi skolastik yang diadakan oleh lembaga bimbingan belajar SSC Sidoarjo mulai tanggal 16 Desember 2019. Kamu bisa daftar kelas intensif tes skolastik ini paling lambat 14 Desember 2019.
Di program intensif tes ini, kamu akan mendapatkan materi seputar kemampuan kuantitatif, kemampuan penalaran umum, kemampuan memahami bacaan dan menulis, serta pengetahuan dan pemahaman umum. Kamu berkesempatan untuk melakukan 14 kali pertemuan dengan tiap pertemuan 90 menit, mendapatkan buku tes potensi skolastik, dan satu kali try out. Jadi, tunggu apalagi, daftarkan dirimu segera ke SSC Sidoarjo.